Mengulas Kombucha Carpe Diem

•

Mengulas Kombucha Carpe Diem

Setelah kurang lebih dua minggu sejak Indokombucha mengikuti Lomba Foto yang diadakan oleh Carpe Diem USA, akhirnya kami mendapatkan 1 paket doos besar yang dikirim dari New York. Wah luar biasa senangnya mendapatkan paket dari Amerika yang produknya tidak dijual di Indonesia 😀

Isi dari paket ini memang agak mengagetkan saya. Mungkin lebih tepat disebut ‘ga nyambung’. Kenapa? Karena dalam 1 doos besar itu isinya:
1. Satu petak 30cm x 30cm rumput plastik lengkap dengan bunga-bunga putih kecilnya,
2. Mainan kumbang kepik dari besi yang bisa berjalan kalau sudah diputar per-nya,
3. Pita Carpe Diem berwarna coklat yang lumayan cukup panjang,
4. Polo Shirt Carpe Diem. Karena yang menang adalah foto anak saya (sekarang berusia 4 tahun), maka Polo Shirt yang dikirim juga berukuran untuk anak 4 tahun :D, padahal yang foto khan Bapaknya, hahaha…
5. Pensil bertuliskan Carpe Diem
6. Tempat menyimpan surat/memo terbuat dari kayu yang mempunyai lubang untuk menaruh pensil
7. Brosur dan Kupon Diskon Carpe Diem sebesar USD 0.5
8. CD musik. Saya dengarkan sampai habis.. lagu-lagunya aneh! Aliran New Age Techno ..gitulah! Saya coba menikmati musik ini sampai mengernyitkan dahi.. Acid Jazz saja saya bisa menikmati. Tapi kalau music ini, entahlah.. nuansanya aneh banget!
9. Akhirnya, ini produk yang ditunggu-tunggu: 7 botol Kombucha dengan 3 rasa: Classic (3 botol), Quinche (2 botol) dan Cranberry (2 botol). Inilah yang kami tunggu-tunggu!

Pasti Anda penasaran bagaimana rasa Kombucha Carpe Diem produksi Austria – Jerman yang dipasarkan di Amerika ini. Mari kita bahas..

1. Kombucha Classic

Walaupun disebut Classic, dari sisi warna justru lebih kemerah-merahan dibandingkan Kombucha Quince. Ketika tutupnya dibuka, terdengar bunyi udara hasil dari Karbonasi – istilahnya “Fizz”. Saya cium aromanya, ternyata aromanya sangat berbeda dengan yang biasa dibuat di Indonesia. Sulit bagi saya untuk menjelaskannya.. Tidak ada bau asam yang menyengat! Yang tercium adalah aroma teh yang bercampur dengan aroma lain yang dominan manis. Kalau saya lihat isinya, bahan baku dari Carpe Diem Classic ini adalah: Herbal Tea Blend dan Konsentrat dari Jus Acerola.

Nah bagaimana dengan rasa? Ketika saya coba sedikit, manisnya tidak begitu terasa, seperti teh yang kurang gula. Manisnya pun karena berasal dari Juice Acerola, bukan dari gula. Tidak ada rasa asam yang menyengat, hanya asam yang sekilas disertai soda yang tidak begitu kuat. Secara keseluruhan, rasanya sangat light di lidah.

2. Kombucha Quince

Dari sisi warna, justru warna dari Kombucha Quince (baca: Kwins) ini yang paling mendekati ke warna teh. Ketika dibuka, fizzing-nya terdengar dengan jelas dan muncul gelembung2 kecil bermunculan. Aromanya tercium manis, sama sekali tidak terasa aroma asam. Baunya seperti aroma air akar alang-alang yang diberi gula batu! Entah karena saya belum pernah merasakan buah Quince atau bagaimana, tapi yang pasti aromanya membawa sensasi manis dan dingin. Rasanya memang unik dan kompleks. Pertama kali diminum terasa manis dimulut, tapi setelah itu rasa asam dari apel-lemon dan soda yang lembut memenuhi rongga mulut disertai aroma halus dari Vanila. Setelah ditelan, aroma yang tinggal adalah aroma buah Quince. di Amerika, Kombucha Quince ini menjadi primadona diantara ketiga rasa yang ada. Komposisi dari Kombucha Quince adalah: Kombucha, Konstentrat buah Quince, Apel, Lemon, Acerola, Vanila. Tehnya menggunakan White Tea! Aroma Quince itu mirip-mirip dengan buah Pear. Dan memang benar, setelah saya [fancy_link color=”black” link=”http://en.wikipedia.org/wiki/Quince”]Googling[/fancy_link] ternyata Quice itu masih satu kerabat dengan buah Pear.

3. Kombucha Cranberry

Dari ketiga rasa yang ada, Kombucha Cranberry mempunyai rasa, aroma dan soda yang paling kuat. Pernah suatu kali botol yang isinya tinggal setengah tersenggol sehingga jatuh. Tiba-tiba setengah botol yang kosong terisi oleh soda berwarna pink tua. Ketika saya buka sedikit tutupnya, busa dari soda ini langsung keluar dari mulut botol.. Dan sesudah saya biarkan selama beberapa jam, pada dinding botol terlihat bubuk dari buah Cranberry. Ini membuktikan bahwa produk ini 100% berasal dari bahan-bahan alami. Pada saat diminum, rasa dan aroma buah Cranberry, Apel, Lemon serta asam dari soda dominan terasa di mulut. Bahkan setelah diteguk pun, rasa dan aroma dari Cranberry tetap menempel di rongga mulut serta meninggalkan sensasi yang hangat di tenggorokan.  Komposisi dari Kombucha Cranberry adalah: Herbal Tea Blend, Cranberry Juice, konsentrat Juice dari Aronia, Apel, elderberry, Lemon dan Acerola

Karena adat istiadat di Eropa yang terbiasa memproduksi Wine / Champagne, saya pikir teh Kombucha ini pun cara pembuatannya lebih condong ke arah pembuatan wine dibanding dengan teknik pembuatan Teh Kombucha secara konvensional. Secara keseluruhan saya pribadi kaget dengan rasanya, namun ada sedikit rasa kecewa karena saya sedikit mengharapkan rasa yang lebih kuat. Mungkin ini sebabnya kenapa Carpe Diem Kombucha berani memproduksi dalam botol plastik. Selain itu, Anda tidak dapat mengharapkan akan tumbuh Scoby dari Carpe Diem, karena Teh ini sudah melalui proses pasteurisasi.

Terus terang saya kesulitan untuk menjelaskan suatu rasa dan menuliskannya dalam kata-kata. Oleh karena itu saya menambahkan link dari situs About.com. Saya yakin mereka lebih professional dalam hal uji coba produk. Silahkan dilihat:

1. [fancy_link color=”black” link=”http://coffeetea.about.com/od/kombuchareviews/fr/CarpeDiemClassicKombucha.htm”]Carpe Diem Classic Kombucha[/fancy_link]

2. [fancy_link color=”black” link=”http://coffeetea.about.com/od/kombuchareviews/fr/CarpeDiemQuinceKombucha.htm”]Carpe Diem Quince Kombucha[/fancy_link]

3. [fancy_link color=”black” link=”http://coffeetea.about.com/od/kombuchareviews/fr/CarpeDiemCranberryKombucha.htm”]Carpe Diem Cranberry Kombucha[/fancy_link]

Kalau saya perhatikan dari artikel-artikel dari luar negeri, mereka mengatakan bahwa rasa Carpe Diem itu mirip dengan Honest Tea Kombucha (Produksi Coca Cola) dan beberapa produk lainnya yang mempunyai citra rasa yang light. Berbeda dengan produksi dari Synergy GT’s Kombucha produksi dari Amerika. Produk ini mempunyai rasa yang kuat dan secara basic masih menggunakan cara fermentasi tradisional dan tidak dipasteurisasi.

Akhirnya, dengan diberikannya jalan oleh Tuhan untuk mencoba Kombucha Carpe Diem dan dengan adanya perbandingan-perbandingan rasa produk diatas, maka saya bisa mengira-ngira ‘Standar Rasa’ yang bisa dikatakan ‘Enak!’ untuk konsumsi Pasar. Mudah-mudahan dalam waktu yang dekat Indokombucha dapat meluncurkan produk Indokombucha agar bisa dinikmati oleh masyarakat. Amin!

Pasti Anda penasaran bagaimana rasa Kombucha Carpe Diem produksi Austria – Jerman yang dipasarkan di Amerika ini. Mari kita bahas..

Secara keseluruhan saya pribadi kaget,

20 responses to “Mengulas Kombucha Carpe Diem”

  1. fitri Avatar
    1. Indo Kombucha Avatar
  2. ganef Avatar
    ganef
    1. Indo Kombucha Avatar
  3. Alfa Avatar
    Alfa
    1. Indo Kombucha Avatar
  4. Ida Avatar
    Ida
    1. Indo Kombucha Avatar
  5. joni Avatar
    joni
    1. Indo Kombucha Avatar
  6. joni Avatar
    joni
  7. pri Avatar
    pri
    1. indokombucha Avatar
      indokombucha
  8. zaki Avatar
    zaki
    1. indokombucha Avatar
      indokombucha
  9. yasa adnyana Avatar
    1. indokombucha Avatar
      indokombucha
  10. yasa adnyana Avatar
    1. indokombucha Avatar
      indokombucha
  11. yasa adnyana Avatar