Kombucha Non Kafein

Kombucha Non Kafein

Tahukah Anda bahwa Teh (Camellia Sinensis) mengandung kafein?

Kafein dalam tiap jenis teh seperti teh hitam atau teh hijau mengandung jumlah kafein yang berbeda, selain itu kandungan kafein dalam minuman teh dapat sangat bervariasi tergantung pada metode penyeduhan dan kepekatan yang diinginkan. Namun rata-rata teh mengandung 20-30 mg kafein per 100 ml.

Bagi sebagian orang, kafein dibutuhkan agar tubuhnya tetap dalam kondisi yang bugar, karena Kafein mempunyai daya kerja sebagai stimulan sistem syaraf pusat, stimulan otot jantung dan meningkatkan aliran darah. Namun bagi sebagian orang, mereka menghindari kafein dalam minuman mereka karena tidak ingin hidupnya tergantung pada zat yang satu ini. Mengapa? Karena seseorang yang tergantung oleh Kafein dapat mengalami gejala seperti rasa lelah, perasaan terganggu atau sakit kepala jika ia tiba-tiba berhenti mengonsumsi kafein. Seseorang yang mengonsumsi kafein sebanyak 100 miligram tiap hari dapat menyebabkan individu tersebut tergantung pada kafein.

Nah, pada artikel ini, saya ingin menyampaikan berita baik bagi penggemar Kombucha yang menolak Kafein dalam Teh Kombuchanya atau disebut sebagai “Kombucha Non Kafein” atau “Decaf Kombucha”.

Memang sebenarnya masih ada kesimpang-siuran dalam informasi yang menyatakan bahwa ketika SCOBY memfermentasi Air Teh, maka Kafein-nya pun ikut terproses sehingga otomatis menjadi Kombucha Non Kafein / Decaf Kombucha. Tapi sebagian Kombucha Brewers mengatakan bahwa Kafein tetap ada walaupun melewati proses fermentasi. Pada intinya, masih belum ada data secara ilmiah yang menyatakan ada atau tidaknya kafein dalam Kombucha.

Menurut saya sendiri, saya memilih pemikiran bahwa kandungan Kafein dalam Kombucha tetap ada jika dilakukan secara normal. Dan jika Anda ingin membuat Teh Kombucha yang Non Kafein, Anda dapat membuang Kafein secara pasti dengan cara manual. Langkah yang lebih bijaksana bukan?

Bagaimana caranya?

Caranya adalah dengan merendam teh dalam air panas selama 30-45 detik. Pada masa perendaman selama 30-45 detik tersebut, teh mengeluarkan sekitar 80% kandungan kafein yang ada. Apapun tehnya: apakah itu merah, hijau atau hitam; dan juga apapun bentuknya: bubuk ataupun sachet.

Bagaimana selanjutnya? Setelah itu, buang air panas hasil rendaman yang pertama dan gantikan dengan air panas yang baru, lalu teruskanlah membuat Teh Manis seperti biasa.

Dengan metode ini, maka dapat dipastikan bahwa Teh Kombucha Anda adalah Teh yang bebas dari Kafein atau Decaf Kombucha. Bagaimana jika ingin bebas Kafein 100%, apakah harus direndam lebih lama lagi? Mungkin saja, tapi kalau terlalu lama maka teh yang akan dipakai untuk Teh Kombucha tidak bisa menghasilkan warna yang cukup pekat.

Bagaimana dengan rasanya?

Bagi penggemar Kafein, minum Kombucha Non Kafein tidak seenak Teh Kombucha dengan Kafein, karena ada rasa pahit/tar yang hilang dari teh. Tapi itu semua diserahkan pada Anda sendiri. Apakah Anda memang butuh Kafein atau memilih untuk menghindarinya demi alasan kesehatan. Tapi toh menurut saya pribadi, minum Teh Kombucha sendiri sudah banyak manfaatnya bagi kesehatan.

Lalu bagaimana dengan Halal atau tidaknya? Apakah Kombucha itu Halal? Itu sudah dibahas pada artikel: “Kombucha Non Alkohol” dan “Kombucha – Halalkah itu?”. Silahkan dipelajari 🙂

7 thoughts on “Kombucha Non Kafein”

    1. @Jessica: You can subscribe to Indokombucha, so you won’t missed any news from us.
      We also provide free eBook about kombucha. You can click “View my Documents on Scribd” button on the right sidebar.

  1. @Jessica: You can subscribe to Indokombucha, so you won’t missed any news from us.
    We also provide free eBook about kombucha. You can click “View my Documents on Scribd” button on the right sidebar.

  2. yenni helvarida sitinjak

    apa boleh tutup toples yg dipakai untuk fermentasi kombucha tdak menggunakan kain atau sapu tangan???trims

    1. indokombucha

      Mba Yenni,

      Proses fermentasi Teh Kombucha membutuhkan udara; dan saputangan/kain biasa kita pakai agar udara tetap bisa masuk dan sekaligus untuk menahan debu atau lalat buah masuk kedalamnya.
      Apakah saputangan / kain boleh diganti dengan yang lain? Silahkan saja! Yang penting adalah 2 point itu terpenuhi: udara tetap bisa masuk, tapi serangga/debu tidak bisa masuk.

      Semoga membantu 🙂

Comments are closed.

Scroll to Top